FF exo (kembalilah kumohon) part 3
Title : Kembalilah kumohon
Genre : fiction, romance, sad, etc
Main Canst : Xi Lu Han (Luhan)
Kai
Choi Hee Ra as you or your friend
Myun Ree as you or your friend
Other Cast : Suho
Kris
Baekhyun
D.O
Other exo’s member
Rate: 10+
Empat bulan sudah Luhan
bergabung dengan teman teman sekelasnya. Hubungan Luhan dan teman temannya
terjalin begitu erat. Bahkan Luhan yang terlihat unggul diberbagai hal, dengan
suka hati mengajari teman temannya. Sementara Kai, yang sangat disegani para
namja di kelas kini mulai menyukai Myun Ree. Tapi Kai tidak tahu kalau ternyata
Luhan juga punya perasaan sepertinya pada Myun Ree. Hee Ra masih seperti
biasanya. Dia masih menjadi yeoja pendiam yang menyimpan banyak misteri bagi
teman temannya, kecuali Myun ree. Dia sudah tahu banyak hal mengenai Hee Ra.
Hari Minggu tanpa
langit mendung kali ini dimanfaatkan Myun Ree untuk memenuhi ajakan Luhan makan
siang disebuah restauran seafood terkenal dikota itu. Luhan yang notabene orang
kaya menjemput Myun Ree menggunakan mobil sport-nya yang terbilang langka di
kota yang selalu hujan ini. Mungkin hanya Luhan seorang yang punya mobil itu.
Dengan senyum
mengembang, Myun Ree menunggu luhan didepan rumahnya. Dia sangat terkejut saat
tiba tiba sebuah mobil sport merah berhenti didepan pagar rumahnya dan tiba
tiba Luhan keluar dari mobil itu. Myun Ree benar benar terkaget kaget
dibuatnya. Tapi dia buru buru keluar menghampiri Luhan didepan pagar.
“Kau cantik!” Ucap
Luhan yang melihat Myun Ree keluar menggunakan rok selutut dan baju berwarna
merah muda yang cantik.
“Terima kasih!” Myun
Ree tersipu malu karena pujian Luhan.
Luhan segera berjalan
kesisi kanan mobil dan membukakakan pintu untuk Myun Ree. Myun Ree dengan
sangat senang hati masuk kedalamnya. Mobil yang ditumpangi Myun Ree dan Luhan
melesat cepat menuju restaurant Seafood itu. Disana, Hee Ra sedang makan
sendiri sambil mendengarkan musik. Dia sedang terlihat tak menunggu siapapun.
Makanan dimejanya sudah habis dimakan. Hee Ra berdiri dari tempat duduknya dan
segera menghampiri kasir. Hee Ra sedang memasukkan dompetnya kedalam tas, saat
dia menatap kedepan, dia melihat Luhan sedang membukakan pintu mobil dan Myun
Ree muncul dari pintu yang dibukakan Luhan tadi.
Hee Ra memegangi
dadanya dengan tatapan kosong. Dadanya terasa sesak, dia mulai berpikir kalau
dia terkena atsma, tapi Hee Ra masih merasa bahwa dia bisa menghirup udara
dengan bebas.
Tapi ada sesuatu yang salah, dadanya terasa ditindih beban
berkilo kilo. Hee Ra terus memegangi dadanya hingga akhirnya ia mulai tersadar
saat Luhan dan Myun Ree mulai masuk kedalam Restaurant. Hee Ra segera berlari
menuju toilet wanita. Setelah dengan kasar menutup pintu salah satu toilet, dia
segera bersandar didinding toilet dan memegang dadanya yang terasa sesak. Hee
Ra memejamkan matanya dan berpikir sejenak tentang apa yang terjadi padanya.
Tapi tak ada jawabannya. Hee Ra hanya berpikir satu hal, mungkinkah tanda
ditangannya itu...
Sementara Myun Ree
sedang tersenyum gembira dihadapan Luhan. Wajahnya bersinar terang karena
senyum yang begitu merekah itu. Luhan juga ikut tersenyum cerah, tapi sebersit
bayangan muncul dipikirannya, senyum itu tiba tiba pudar. Myun Ree menatapnya
heran, kenapa Luhan tiba tiba cemberut?,
“Ada apa?” Tanya Myun
Ree heran sambil menatap Luhan lekat lekat.
“Ah, tidak ada apa
apa...” Luhan kembali tersenyum tapi dengan senyum palsu yang hambar. Dia
kembali berpikir dalam senyumnya itu.
Hee Ra keluar dari
restaurant itu lewat pintu belakang. Lalu dia segera mencegat sebuah taksi yang
kebetulan lewat. Hee Ra terus melamun dalam mobil. Hingga dia sampai ke
kediamannya. Hee ra segera masuk kekamarnya dan membanting tubuhnya ke kasur
empuk dikamarnya. Hee Ra melihat kesamping, dia menatap kosong jendela kamar
yang langsung menghadap ketaman depan.
Hee Ra mulai bosan dan pikirannya gusar.
Dia mengambil ponselnya dan membuka sebuah situs tentang sekolahnya. Dia
mengetik sesuatu dalam search bar di situs tersebut. Dia mengetik nama murid
baru. Tujuannya adalah Luhan, tapi berhubung Hee Ra tidak tau nama lengkap
Luhan maka dia hanya mengetik nama Murid baru. Disana, muncul sebuah profil
seorang murid baru yang kedatangannya sudah menjadi tranding topic disekolah
bahkan saat murid baru tersebut belum masuk sekolah. Hee Ra membuka profile
murid baru tersebut. Dia mulai membaca.
“Nama lengkapnya Xi Lu
Han...” Hee Ra memandang langit langit kamarnya sambil terlentang diranjangnya.
Dia ingat sesuatu, bayangan seorang anak kecil yang tersenyum sambil
menunjukkan deretan gigi manisnya dan mengatakan ‘aku Xi Lu Han’
Hee Ra segera kembali
membaca profile lengkap Lu Han. Seingatnya anak kecil dibayangannya itu bukan
orang Korea. Dia adalah cucu dari teman baik kakek dari Cina.
“Lahir di Haidian,
Beijing, Cina tanggal 20 April (1995?)” Hee Ra benar benar terkejut. Dia
membuka ulasan lebih lanjut tentang Luhan, dan sebagian besar sama dengan Lu
Han kecil yang dulu sering bermain dengannya dan kedua kakaknya. Nama kakeknya Xi Lu Pyi. Benar benar sama
dengan kakek Lu Pyi yang dulu sempat mengantar Lu han kesini dan menginap dirumah
ini selama seminggu.
“Jadi...” Hee Ra
membelalakkan matanya. Bagaimana mungkin Luhan, tapi dia.... bukannya dia
menghilang bersama kedua kakak Hee Ra?. Hee Ra segera beranjak dari ranjangnya
dan membuka lemari bagian bawah yang penuh dengan tumpukan kertas. Hee Ra
membongkar isi lemari itu mencari sebuah buku tipis berwarna merah yang ada di
ingatannya.
“Ketemu!” Hee Ra menemukan buku lusuh yang ternyata adalah sebuah
album foto. Hee Ra segera membuka halaman dari buku itu dengan hati hati. Pada
akhirnya, dia berhenti membuka halaman dari buku itu dan menatap sebuah foto
seorang yeoja kecil dan tiga orang namja kecil yang sedang tersenyum sambil
saling merangkul.
“Oppa, jika dia
kembali..., apa kalian juga akan kembali?” Tanya Hee Ra sambil menangis. Air
matanya menetes membasahi buku itu. “Suho oppa..., Kris oppa... kalian dimana
sekarang?” Hee Ra melirik sebuah foto dimeja belajar. Foto appa, eomma, dan
kedua oppanya.
Tapi ada sesuatu yang salah, dadanya terasa ditindih beban berkilo kilo. Hee Ra terus memegangi dadanya hingga akhirnya ia mulai tersadar saat Luhan dan Myun Ree mulai masuk kedalam Restaurant. Hee Ra segera berlari menuju toilet wanita. Setelah dengan kasar menutup pintu salah satu toilet, dia segera bersandar didinding toilet dan memegang dadanya yang terasa sesak. Hee Ra memejamkan matanya dan berpikir sejenak tentang apa yang terjadi padanya. Tapi tak ada jawabannya. Hee Ra hanya berpikir satu hal, mungkinkah tanda ditangannya itu...
Hee Ra mulai bosan dan pikirannya gusar. Dia mengambil ponselnya dan membuka sebuah situs tentang sekolahnya. Dia mengetik sesuatu dalam search bar di situs tersebut. Dia mengetik nama murid baru. Tujuannya adalah Luhan, tapi berhubung Hee Ra tidak tau nama lengkap Luhan maka dia hanya mengetik nama Murid baru. Disana, muncul sebuah profil seorang murid baru yang kedatangannya sudah menjadi tranding topic disekolah bahkan saat murid baru tersebut belum masuk sekolah. Hee Ra membuka profile murid baru tersebut. Dia mulai membaca.
“Ketemu!” Hee Ra menemukan buku lusuh yang ternyata adalah sebuah album foto. Hee Ra segera membuka halaman dari buku itu dengan hati hati. Pada akhirnya, dia berhenti membuka halaman dari buku itu dan menatap sebuah foto seorang yeoja kecil dan tiga orang namja kecil yang sedang tersenyum sambil saling merangkul.
Komentar