Rintihan Detakan Jantung

Mungkin bulan menutup telinga dengan pekat mendung
mungkin angin hanya melirik dengan sekelebat kehadirannya
atau mungkin atmosphere mematung membuang wajah yang membantu
Namun jantung itu tetap berdetak 
merana dengan lara diufuk senja
hanya gendang lusuh itu yang mendengarnya
deru itu, seolah memendam sebuah pisau kecil yang merobek hati
menorehkan luka bertabur sendu
berselimut secerca cahaya
jantung itu tetap berdetak
tanpa singgasana, hanya lusuh
Ingin ditanyanya, bagaimana?
Namun semua bisu, hanya gendang lusuh itu
tetap bergetar terseok rintihannya
hanya tak bisa menangkup telinganya 
dia gores batu itu pelan
membelah gumpalan pasir yang menari tertiup angin
hanya sejenak, goresan itu hilang
kembali terinjak oleh tarian pasir 
ya, rintihnnya hanya terbawa angin, 
menggores kulit gendang yang tiada daya
lelah memandang langit
semakin sesak, sunyi, dan penat menanti
dia harap mendung itu menyisakan secerca cahaya
untuk menampik sulitnya jantung itu untuk tetap berdetak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Modern di Era Digital dengan Penerapan Teknologi Berbasis Internet

Kisah remaja

Music Organizer & Auction Machine