FF exo (kembalilah kumohon) part 1

Title : Kembalilah kumohon
Genre : fiction, romance, sad, etc
Main Canst :        Xi Lu Han (Luhan)
                                Kai
                                Choi Hee Ra as you or your friend
                                Myun Ree as you or your friend
Other Cast :          Suho
                                Kris
                                Baekhyun
                                D.O
                                Other exo’s member
Rate: 10+

Mentari pagi menyibakkan kegelapan malam yang menyelimuti bumi. Seberkas sinar mentari menerjang dari ufuk timur. Menjemput jiwa manusia yang tengah terlelap. Menguntai sejumlah awal dari kehidupan baru. Mungkin juga awal dari hari terakhir seseorang.
Seorang yeoja tengah berlari melewati sebuah lorong di suatu gedung. Warna putih mengisi kekosongan dalam lorong itu. Suara gemaan hentakan kaki meraung dilorong itu. Keringatnya bercucuran membasahi wajah yeoja itu. Nafasnya terengah engah, tapi dia tetap gigih berlari. Baju putih yang ia kenakan basah karena keringat. Rambutnya yang berantakan dibiarkan tergerai begitu saja.
Saat menemui sebuah pintu besar berwarna cokelat tua, yeoja itu langsung menyerobot kedalam tanpa mengetuk pintu. Langkahnya terhenti seketika. Dia menatap seorang namja tua yang tengah tertidur dikursi kerjanya dengan masih berpakaian putih. Yeoja itu tersenyum lega. Tapi, saat dilihatnya jendela ruangan yang terbuka dia langsung menghampiri jendela itu dan melihat kebawah. Matanya memandang tajam seorang namja seumurannya yang berlari sambil memegangi bahunya yang nampak kesakitan. Yeoja bernama Myun Ree itu terus memandang Heran namja yang wajahnya tak terlihat jelas oleh matanya itu sampai sosok itu menghilang dari pandangannya.
“Myun Ree?” Namja tua itu menghadap Myun Ree sambil membenarkan kacamatanya.
“Appa?” Myun Ree terlonjak sambil mengalihkan pandangannya.
“Kapan kau kesini?” Tanya namja tua itu.
“Baru saja!” Jawab Myun Ree sambil berjalan mendekati appanya. “Kenapa appa tidak menutup jendelanya?” Tanya Myun Ree penasaran. Tak biasanya appanya yang satu ini lupa menutup jendela.
“Sepertinya appa sudah menutupnya!” Jawab appa Myun Ree sambil mengingat.
“Benarkah?, mungkin dimimpimu!” Kata Myun Ree sambil kembali berjalan mendekati jendela yang terbuka tadi. Tiba tiba, mata Myun Ree menangkap sesuatu yang aneh. Bunga es di sudut jendela. Wilayah yang ditinggali Myun Ree ini bukan wilayah empat musim. Tapi wilayah dua musim yang merupakan bagian dari kota yang dalam setahun selalu terjadi musim hujan selama sepuluh bulan. Dan tempat ini rimbun oleh pepohonan bahkan setiap hari berkabut. Tapi tak akan pernah ada salju.
“Sebelum terlelap, sebaiknya appa menutup jendela terlebih dahulu!” Kata Myun Ree sambil berjalan meninggalkan ruangan appanya. Sementara appa Myun Ree hanya menatap anaknya bingung.
Saat Myun Ree melewati sebuah koridor, tiba tiba dia mendengar teriakan seorang wanita. “Gawat, pasien melarikan diri!” Seorang suster sedikit berteriak disebuah kamar pasien. Dua orang suster lain menghampiri suster itu sambil memasang wajah cemas. Myun Ree yang mendengar itu, langsung berlari menuju lift. Jangan jangan namja tadi adalah pasien yang kabur.
Myun Ree kembali berlari. Sebenarnya Myun Ree tak tahu dia berlari kemana. Tapi kakinya terus menuntut untuk berlari. Matahari mulai meremangkan keadaan dikota ini. Tapi embun masih terlihat pekat. Jarak penglihatanpun hanya sekiar duapuluh meter. Embun benar benar menghalangi.
“Myun Ree...” Seseorang memanggil Myun Ree. Sepasang bola matanya menangkap sebuah bayangan yang kabur karena embun. Bayangan itu terlihat berjalan mendekat. Sosok itu mulai terlihat jelas dengan rambut bergelombang yang dibiarkan tergerai dan rok pendek selutut.
“Hee Ra  ?” Myun Ree mulai mengenali sosok itu. Sosok yang memakai baju persis seperti yang dikenakan Myun Ree.
“Apa yang kau lakukan disini?, ini daerah berbahaya!” Kata Hee Ra sambil menatap Myun Ree tajam. Daerah ini adalah daerah kosong. Tapi entah kenapa Myun Ree sama sekali tak menyadari bahwa dia berlari kedaerah ini. Orang orang dikota ini mengatakan bahwa sepuluh tahun yang lalu, daerah ini merupakan daerah yang digunakan untuk observasi astronomi. Tapi bencana terjadi. Kebakaran tiba tiba terjadi hingga banyak pegawai disini mati seketika. Semenjak itu, bila ada orang lewat tempat ini ditengah malam, sesosok aneh akan muncul. Bahkan terkadang terdengar suara hewan buas disini. Tapi tak pernah ada korban jiwa. Hingga saat ini, daerah ini menjadi daerah yang dicap sebagai kawasan berbahaya. Bahkan, disini hanya ada beberapa lampu yang menerangi tiap malam.
“Aku..., tadi aku berlari.Tapi aku sama sekali tak sadar bahwa aku berlari kedaerah ini!” Jelas Myun Ree. Dia sedikit merasa merinding.
“Tadi aku melihatmu dipersimpangan lima. Tapi saat aku memanggilmu, kau sama sekali tak menggubris. Jadi aku mengikutimu sampai kesini!” Kata Hee Ra sambil berjalan supaya lebih mendekat kearah Myun Ree.
“Srk....” Tiba tiba terdengar suara aneh dari sisi lain gedung yang berada sekitar limapuluh meter didepan Myun Ree. Kedua yeoja itu terlonjak. Jantung Myun Ree berdetak sangat keras. Dia mulai khawatir.
“...” Hee Ra memandang kearah asal suara yang masih terlihat buram karena embun. Matanya seperti menangkap sesuatu. Tapi tak ada apapun yang dilihat Myun Ree saat itu. “Kita pergi!” Kata Hee Ra sambil menarik tangan Myun Ree dan berlari. Mereka berlari sangat cepat sampai mereka keluar dari daerah mengerikan itu. Hee Ra dan Myun Ree membungkukkan badan mereka dan memegang lutut sambil terengah engah.
“Ada apa?” Tanya Myun Ree sambil memandang Hee Ra yang masih terengah engah.
“Ada sesuatu, mengerikan!” Kata Hee Ra tanpa berani menatap Myun Ree. Myun Ree tau, Hee Ra mempunyai kemampuan khusus untuk melihat benda jarak jauh jika dia mau. Seperti sebuah sonar. Hee Ra juga bisa membaca pikiran orang lain. Tapi hanya Myun Ree yang tau hal itu.
“Sesuatu yang seperti apa?” Tanya Myun Ree penasaran.
“Monster!” Jawab Hee Ra tetap dalam posisinya. “Kita akan mati!” Lanjut Hee Ra  .
“HhHhHhHhHhHh...!” Myun Ree terbangun dari tidurnya. Mimpi buruk yang sama. Hanya saja, kini sosok pasien itu semakin jelas. Mimpi itu terus menghantuinya selama lima hari terakhir ini. Myun Ree sama sekali tak mengerti. Tapi mimpi itu seperti nyata. Hanya saja Hee Ra lebih pendiam dalam dunia nyata.
***
Hee Ra melangkahkan kakinya ditengah lalu lalang siswa disekolahnya. Sekolah yang besar ini hanya dihuni sekitar 280 siswa, ya mengingat populasi dikota ini hanya 2800-an orang, itu wajar saja. Hee Ra sama sekali tak menggubris anak anak yang berkumpul dan membicarakan suatu hal yang tak penting. Kedatangan murid baru tahun ini dikelas Hee Ra sudah menjadi trending topic. Mengingat berita disekolah ini sangat mudah menyebar karena penghuninya yang sedikit.
Hee Ra membenarkan tasnya dan mulai melangkah memasuki kelas. Disana, dia sudah melihat Myun Ree yang sedang terlihat mengantuk dengan lingkar panda dikedua matanya. Lima hari terakhir ini, Hee Ra selalu melihat Myun Ree yang lebih sering mengantuk. Hee Ra duduk dibelakang Myun Ree. Tempat duduk dikelas ini sudah diatur oleh guru pendidik. Jadi, kau tak akan bisa pindah ketempat lain. Hee Ra dan Myun Ree sama sama duduk dipojok kelas dekat jendela. Seharusnya Hee Ra bisa duduk disebelah Myun Ree Karena keduanya sama sama tak memiliki teman sebangku.
“Tring...” Bel berbunyi tepat setelah lima menit Hee Ra sampai disekolah. Seperti biasanya. Semua anak sudah siap ditempat duduk masing masing saat sesosok guru telah muncul dari daun pintu bersama dua orang murid namja yang mengekor dibelakangnya. Satu orang diantara dua orang itu sudah sangat familiar. Dia adalah anak yang sangat populer dari kelas sebelah.
“Kai, silahkan duduk disebelah Myun Ree! Yeoja berambut lurus itu!” Pinta Mr. Kim pada Kai. Berarti sudah dipastikan bahwa anak baru itu akan duduk disebelah Hee Ra  .
“Dan, kau, silahkan perkenalkan dirimu!” Pinta Mr. Kim pada anak baru yang membuat mata para yeoja disini bebinar binar. Wajah anak baru itu memang sangat tampan. 
“Namaku, Luhan!” Ucap anak itu sambil tersenyum kecil.
“Baiklah Luhan, kau taukan dimana kau harus duduk?” Tanya Mr. Kim. Luhan hanya mengangguk dan melangkah menuju Meja yang ditempati Hee Ra  . Hee Ra menatap Luhan sebentar, mencoba memastikan wajahnya. Luhan juga menyempatkan melihat teman semejanya.
Pelajaran dimulai. Seperti biasa, Hee Ra hanya mendengarkan musik dengan Headset nya. Luhan yang notabene seorang murid baru terlihat Heran dengan Hee Ra. Tapi dia tak terlalu mempedulikan hal itu dan kembali mendengarkan penjelasan guru. Sementara Myun Ree juga sibuk mencatat begitu juga dengan Kai.
Bel pulang sekolah berbunyi tepat jam 04.00 sore. Semua anak bersiap pulang. Hee Ra dan Myun Ree melangkah bersama menuju depan sekolah.
“Hee Ra...” Myun Ree memanggil Hee Ra yang berjalan sambil terdiam disampingnya. Hee Ra segera menoleh tanpan mengatakan apapun.
“Aku..., mimpi itu...” Myun Ree terlihat susah mengungkapkan perasaannya.
“Mimpi itu datang lagi!” Sambung Hee Ra dengan suara dingin. Luhan yang berjalan dibelakang Hee Ra dan Myun Ree terlihat terkejut. Pasalnya, dia belum pernah melihat Hee Ra bicara. Luhan belum pernah mendengar suara Hee Ra. “Tiga hari terakhir ini, aku juga mendapat mimpi yang mengerikan!” Lanjut Hee Ra  .
“Tapi, mimpi itu terlihat nyata. Tadi malam dalam mimpi, kau mengatakan bahwa kita akan mati!” Kata Myun Ree. Kini dia sudah tak ragu ragu lagi menceritakannya
 “Semua makhluk memang akan mati, tapi mungkin ada beberapa makhluk yang tak akan berubah meski umurnya sudah ratusan tahun!” Timpal Hee Ra sambil menghentikan langkahnya. Lalu ia berbalik kebelakang sambil memandang langit. Dia terlihat sedang menanti seseorang. Seseorang yang entah dimana dia berada. Sementara Myun Ree hanya memperhatikan Hee Ra dengan seksama. Mungkin Hee Ra merindukan kakaknya yang hilang beberapa tahun lalu.
Luhan yang mendengar perkataan Hee Ra terlihat kaget. Entah bagian apa yang membuat Luhan terkejut. Tapi, Luhan tak mau terlihat benar benar terkejut. Jadi dia hanya meneruskan langkahnya.
“Orang itu datang lagi!” Kata Hee Ra saat melihat mobil hitam dengan beberapa orang orang ber jas hitam disamping mobil itu. “Jangan katakan kau melihatku!” Kata Hee Ra sambil berlari kebelakang sekolah. Orang orang berjas hitam itu telihat menanyai murid murid yang keluar dari sekolah. Tapi sepertinya tak ada yang mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Di dekat gerbang sekolah, Kai mendekati Luhan yang sedang berjalan sendirian. Kai terlihat tersenyum kearah Luhan dan mereka berjalan bersama. Mereka terlihat sangat akrab. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi keduanya merasa sangat senang. Ini pertama kalinya mereka bertemu.
“Maaf, apa kau melihat siswi kelas 3A yang bernama Hee Ra  ?” Tanya seseorang ber jas hitam pada Luhan dan Kai. Hee Ra  ?, Luhan berpikir sejenak. Teman sebangkunya tadi ya?, Luhan sontak melihat kebelakang. Tapi dia hanya mendapati Myun Ree yang berjalan sendiri. Padahal dengan jelas Luhan melihat Hee Ra berjalan dengan Myun Ree tadi.
Sementara Myun Ree hanya berjalan sambil menunduk. Dia takut para pengawal itu menanyai Myun Ree keberadaan Hee Ra  . Myun Ree semakin gugup saat dia berjalan mendekati gerbang. Myun Ree yang sedang memakai Jaket segera memakai kerudung  Jaketnya. Dia tak mau pengawal itu mengenali dirinya yang sering berjalan bersama Hee Ra  .
Myun Ree sebisa mungkin menghindari pengawal itu. Tapi sial, salah satu dari pengawal itu mengenalinya. Myun Ree segera berlari saat tau bahwa salah satu dari pengawal itu berusaha menahannya. Tiga pengawal berbaju hitam itu mengejar Myun Ree. Myun Ree merasa dia mulai terkejar. Jadi dia memutuskan untuk berbelok kesebuah gang sempit yang punya banyak cabang. Setidaknya pengawal itu akan kebingungan karena mereka tak terlalu mengenal gang gang sempit disini.
Myun Ree mulai merasa aman karena ternyata tak ada orang orang ber jas hitam itu yang terlihat dibelakangnya. Tapi tiba tiba dia mendengar langkah lari yang menggema diseluruh gang. Myun Ree mulai bingung. Dia tak tau dari mana asal suara lari itu. Dia tak tahu harus berlari kemana. Jadi dia memutuskan untuk berlari ke kanan. Tapi dia salah mengambil jalan, dia melihat bayangan beberapa orang didepan sana. Tiba tiba saja seseorang menarik Myun Ree dan mereka bersembunyi disebuah legokan kecil dekat rumah seseorang. Orang orang yang jumlahnya ternyata lebih dari lima orang itu terlihat kebingungan karena tak menemukan Myun Ree. Jadi mereka memutuskan untuk keluar dari gang yang cukup gelap karena matahari mulai tenggelam.
Myun Ree segera berbalik dan melihat orang yang menariknya tadi. Dia melihat dua anak baru dikelasnya tadi. Luhan dan Kai.
“Apa yang terjadi?” Tanya Kai menuntut jawaban dari Myun Ree.
“Tidak tidak ada!” Myun Ree berusaha menyembunyikannya. Wajahnya terlihat gelisah.
“Kenapa mereka tadi menanyakan keberadaan Hee Ra  ?” Tanya Kai lagi. Dia benar benar ingin tau sekarang.
“Sudah kubilang tidak ada apa apa!” Jawab Myun Ree mulai marah. Raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran dan ketakutan yang bercampur menjadi satu.
“Maaf, aku hanya ingin tau!” Kai sedikit merasa bersalah. Seharusnya dia tak bertanya hal seperti itu saat perasaan Myun Ree tak menentu.
Pada akhirnya, Kai mengantar Myun Ree pulang karena mereka satu jalur. Sementara Luhan berpisah dengan mereka di sebuah perempatan jalan. Luhan berjalan menuju tempat terlarang itu. Entah kenapa dia merasa ingin pergi ketempat yang dibilang angker itu. Tapi Luhan baru disini. Jadi mungkin dia belum tau tentang kisah yang mengerikan tentang tempat ini.
Luhan berjalan gontai menuju kedalam gedung itu, saat sedang tak bulan purnama, Luhan selalu naik keatap untuk melihat langit cerah. Tapi, saat berjalan disebuah lorong, tiba tiba Luhan mendengar langkah kaki seseorang. Dia berusaha bersembunyi. Siapa yang berani berada ditempat ini disore hari yang mulai gelap seperti ini?.
Luhan bersembunyi disebuah ruangan yang tampak gelap. Dia mengintip siapa orang yang berjalan dibangunan yang mengerikan ini. Luhan melihatnya dari jendela yang sudah berdebu. Dia benar benar terkejut saat dia melihat Hee Ra yang berjalan sendirian sambil mendengarkan musik. Luhan juga berpikir apa yang dilakukan anak itu. Apa dia bersembunyi dari orang orang tadi disini. Tapi sebagai seorang yeoja, nyalinya besar juga. Pikir Luhan dalam hati.
Luhan berniat mengikuti Hee Ra  . Hee Ra sama sekali tak mendengar suara langkah kaki Luhan karena dia sedang mendengarkan musik. Hee Ra berjalan menuruni tangga dari lantai lima sampai lantai pertama. Lift digedung itu sudah hancur karena kebakaran. Di tangga yang menuju lantai satu, Hee Ra menghentikan langkahnya. Dia melirik kesamping. Cahaya digedung itu memang sangat remang. Apa lagi terkadang mati. Tapi dengan jelas Hee Ra melihat sesuatu. Bayangan. Jelas jelas itu bukan bayangan dirinya. Hee Ra sama sekali tak berbalik kebelakang untuk memastikan bayangan apa itu. Memang tak ada rasa takut dihati Hee Ra  . Tapi karena tak mau dibuntuti, Hee Ra segera berlari sekencang kencangnya. Dia berlari secepat mungkin hingga keluar dari pagar gedung itu. Hee Ra membungkukkan badannya karena lelah. Tapi tidak lama setelah itu, dia segera berdiri tegak dan berbalik kebelakang sambil tersenyum tipis. Dia melihat bayangan itu mencuat dari pintu gedung yang sudah hilang.

***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Modern di Era Digital dengan Penerapan Teknologi Berbasis Internet

Kisah remaja

Music Organizer & Auction Machine